KUMPULAN PUISI SOBRON AIDIT

kakek pulang dari bajak sawah
image rokok indonesia

BAJAK UNTUK PETANI

Apakah yang lebih indah di dunia ini
Selain mempertahankan tanah kepunyaan sendiri?
Kalian berjuang untuk makan
Di kampung halaman
Kampung yang terasing oleh tangan-tangan laknat
Tapi betapa di hati melekat erat.
Kalian gemetar dan lapar
Di bumi yang subur, di tengah yang makmur
Betapa tinggi perbedaan kehidupan
Di tanah air tercinta yang diagungkan.
Bintang-bintang di pundak semakin meninggi
Di tengah banjir airmata dan darah
Antara dua pahlawan:
Satu pahlawan pengkhianat
Satu pahlawan rakyat.
Dan kami barisan penyair
Tegak siap pada yang benar
Di barisan yang terhina dan lapar.

AKU

Aku adalah sisa fosil dari generasi yang hilang
tapi nafsu hidupku sulit layu – terus berkembang
tak mau hidup seratus tahun lagi
terlalu banyak menyusahkan orang.

Aku adalah angin – udara
ada di mana-mana dan mampu ke mana-mana
aku adalah titisan kapas – ringan melepas
aku adalah rotan – liat tak patah – tapi bisa putus.

Sudah terlalu banyak aku kehilangan
keluarga dan nyawa-nyawa teman-teman
seperti kata temanku – seorang penyair
kuburan kami ada di mana-mana
ada di pelosok dan pojok-pojok dunia
kami dulu adalah anak-anak Nusantara
tapi terusir – terpinggir – tak bertanah-air
rasa rindu-kangen – sudah tak tajam lagi
tanah-air kami adalah kebebasan itu sendiri
garam siksa dunia adalah makanan kami
ada sumber utamanya yang bikin kami jadi begini
ratusan kami masih berkehidupan
tapi tetap tak masuk hitungan
kami adalah sisa fosil dari generasi yang hilang
tapi semangat hidup kami – tumbuh dan terus berkembang
di mana ada tanah dan bibit bisa tumbuh
turunan kami terus bersemi – bagaikan padang-ilalang,-

INGATAN

Siapakah itu yang sedang duduk di pojok sana?
apakah Arnash atau Anna Farhana
atau Marla dan siapa tahu Savitri?!
yang pasti bukan Jajang!
Gila! Eropa yang begini lautan cinta
lautan dan samudra kencan
ingatnya selalu melayu
si bule sering-sering bau susu dan bau keju
si melayu sedap bau tomat dan bau timun
penaka yang sudah dibelah
jernih harum – putih merah dan merkah,-

Baca: Kumpulan Puisi Afrizal Malna

BUATAN ITA SOBRON

Walau jauh di negeri China
terbanglah ke sana – datangilah dia
ziarah – pertanda kita sayang dan cinta
bawalah rangkaian melati – dimana ketika dia masih hidupnya
sangat suka – mama yang telah memberikan
teladan luhur dan mulia.

Katakan padanya – semua cucunya dalam gembira
tumbuh – sehat – lovely dan sejahtera
dan kita semua ingat selalu akan dia
yang telah dia berikan
yang termahal dalam kehidupam
pergilah – datangilah dia
walau sejauh di negeri China
tahun ini juga – tahun ini juga,-

ORANG KITA

Orang Indonesia paling suka ketawa
dalam penderitaan – kemiskinan – kesusahan
perih – sedih – dan sakit hati
sekali-sekali tetap terdengar adanya gurauan
menghantar sesama yang sudah duluan
buat dimakamkan
ada saja bahan tertawaan
dengan matanya yang memancar
berat mengandung beribu pertanyaan
sinar matanya bergelayutan pada diri
orang yang sedang dipandang
entah itu jawaban entah itu teka-teki
mungkin bukan pula dosa
mungkin ketika itu bukan pula pahala,-

Terima kasih sudah membaca. Semoga mengispirasi. Baca juga kumpulan puisi Rivail Apin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sosial Media Terbaik
Platform Pengiriman Pesan Instan
Platform Sosial Media

Follow Me
Profil Fafa Media di Instagram
Profil Fafa Media di Instagram

Artikel Terbaru