Adik-adik yang baik, kembali lagi dengan kisah Islami. Kali ini akan berkisah tentang seorang sahabat Rasulullah Saw. yang bernama Mu’adz bin Jabal. Mari adik-adik kita baca saja yuk kisahnya dan semoga menginpirasi adik-adik yah…
Kisah Mu’adz bin Jabal r.a
Mu’adz bin Jabal dilahirkan 20 tahun sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Ia adalah seorang pemuda yang rupawan lemah lembut perangainya berakhlak mulia, dan pribadinya selalu dihiasi dengan sifat rendah hati.
Sejak masuk Islam, Mu’adz bin Jabal selalu menemani Rasulullah pergi kemana saja beliau pergi. Ia tumbuh dan besar dibawah bimbingan Rasulullah, hingga akhirnya ia menjadi seorang pakar hadits dan memiliki akal yang cerdas.
Kisah para sahabat Nabi |
Hal pertama yang dilakukan Rasulullah ketika sampai di Madinah adalah membangun masjid. Dengan hati yang penuh keikhlasan dan kebahagiaan, sahabat Mu’adz bin Jabal turut membangun pembangunan masjid ini.
Setelah membangun masjid selesai, Rasulullah menguatkan ikatan tali persaudaraan sesama kaum Muslimin di Madinah, antara kaum Anshar Madinah dan kaum Muhajirin Mekkah. Dalam ikatan persaudaraan ini, Rasulullah mempertemukan Mu’adz bin Jabal dengan Abdullah bin Mas’ud.
Sang Mujahid
Adik-adik, dalam menyebarkan agama Islam, sahabat Mu’adz bin Jabal memiliki peran yang besar. Pada tahun ke-2 Hijriyah, ketika Perang Badar, Mu’adz bin Jabal beserta kaum Muslimin berjuang dengan penuh semangat di medan perang.
Hingga Allah SWT mengabadikannya di dalam Al-Quran :
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar. Padahal ketika itu kamu adalahorang-orang yang lemah. Karena itubertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” (Q.S: Ali Imran: 123).
Saat perang Badar terjadi, Mu’adz bin Jabal ketika itu masih berusia 20 tahun.
Kemudian tahun berikutnya, pada tahun ke-3 Hijriyah, terjadi perang Uhud. Pada peperanagan kali ini, kekalahan menimpa kaum Muslimin. Kekalahan ini akibat kelicikan kaum Munafik Madinah. Akan tetapi, sahabat Mu’adz tetap teguh, pantang menyerah, dan selalu menemani Rasulullah Saw. dalam berjihad di medan perang.
Kisah para sahabat Nabi |
Dan banyak peperangan yang lain yang sahabat Mu’adz ikut bertempur, seperti perang Khandaq, dimana semua kelompok musuh mengepung kota Madinah, Mu’adz bin Jabal termasuk orang yang sabar, tegar dan berfikiran jernih menghadapi situasi yang mencekam itu. Setiap peperangna yang terjadi, Mu’adz bin Jabal selalu ikut serta menemani Rasulullah Saw. dengan gagah berani, ia selalu berada di garis terdepan.
Hakim di Negri Yaman
Suatu hari, Rasulullah Saw. memberi kepercayaan penuh kepada Mu’adz bin Jabal untuk mengurusi umat Islam di Yaman. Ia diutus kesana untuk menjadi hakim dan membimbing mereka.
Sebelum berangkat, Rasulullah Saw. memberi nasehat dan kemudian bertanya kepada Mu’adz.
“Wahai Mu’adz, dengan apa kamu akan memutuskan suatu perkara?” Mu’adz menjawab, “Aku akan menggunakan kitab Allah”
Rasulullah Saw. kemudian bertanya lagi, “Apabila kamu tidak menemukan di kitab Allah?” Mu’adz menjawab, “Aku akan menggunakan sunnah Rasulullah Saw.”
Rasulullah Saw. bertanya kembali, “Apabila kamu tetap tidak menemukannya di sunnah Rasulullah Saw.?” Mu’adz menjawab, “Aku akan berijtihad dengan akalku dan tidak akan berlebih-lebihan.”
Mendengar jawaban cerdas Mu’adz ini, Rasulullah Saw. merasa senang dan kemudian bersabda, “Segala puji bagi Allah SWT. yang telah sepakat dengan utusan-Nya dengan apa yang diridhai Rasulullah Saw.”
Tatkala Mu’adz hendak berjalan pergi, Rasulullah berwasiat kepadanya, “Wahai Mu’adz, barangkali kamu tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini. Kelak kamu akan melintasi masjid dan makamku berada di atasnya (tanah),” ucap Rasulullah menasehati.
Mendengar wasiat Rasulullah Saw. ini, hati Mu’adz pun tersentuh. Ia sedih hingga meneteskan air mata.
Kepribadian Mu’adz bin Jabal
Mu’adz adalah seorang lelaki yang bertakwa kepada Allah SWT. Ia seorang yang alim, zuhud dan juga pendidik yang penuh dengan keikhlasan. Sehingga orang-orang yang mengenal dirinya pun menaruh hormat kepadanya.
Mengenai hal ini, Rasulullan Saw. pernah bersabda, “Mu’adz bin Jabal adalah umatku yang paling mengerti mengenai halal dan haram,” dan sabda beliau yang lain, “Mu’adz bin Jabal adalah seorang imam para ulama.”
Berkat keagungan sifatnya dan kecemerlangannya dalam memberi keputusan hukum yang dimiliki Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Mas’ud memujinya dengan berkata, “Mu’adz bin Jabal adalah seorangimam yang dapat dijadikan teladan bagi umat Islam, ia patuh kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. Dan juga selalu berpegang teguh kepada kebenaran.”
Lalu salah satu sahabat bertanya kepada Ibnu Mas’ud, “Wahai Ibnu Mas’ud, sesungguhnya Nabi Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan. Ia juga patuh kepada Allah SWT. dan juga selalu memegang kebenaran.”
Ibnu Mas’ud lalu berkata, “Sesungguhnya kita tidak menyamakan Mu’adz bin Jabal dengan Nabi Ibrahim.” Kemudian ia melanjutkan dengan bertanya, “Apakah kalian tahu, apa itu imam dan apa itu suri tauladan?” tanya Ibnu Mas’ud.
“Hanya Allah lah yang tahu,” jawab mereka. Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Imam adalah seorang yang mengajari menusia tentang kebaikan, sementara suri tauladan adalah orang yang taat kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. Sedangkan Mu’adz bin Jabal adalah orang yang mengajari manusia tentang kebaikan dan juga senantiasa patuh kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya.”
Bersambung ke Bagian 2