Search suggest : kancil menjadi hakim, hakim binatang, cerita rimba, kancil yang cerdik, cerpen kancil, dongeng kancil, kancil dan buaya, cerita sang kancil, sang kancil
Adik – adik cerita sang kancil memang sangat paling di minati oleh anak-anak, dongeng si kancil mempunya banyak kisah dan judul dengan karakter kancil yang cerdik dan pintar. Adik-adik tentu suka membaca juga kan. Kali ini kaka akan menuliskan cerita kancil dengan judul “KANCIL HAKIM YANG CERDIK“, mari adik-adik kita lanjutkan membaca ceritanya.
Cerita Fabel – Kancil Hakim Yang Cerdik |
Hakim Yang Cerdik Memperdaya Buaya
Pada suatu hari ditepi hutan yang subur ada tiga ekor Sapi, mereka adalah Sapi betina, Sapi jantan dan anak mereka seekor Sapi yang baru beranjak remaja.
Tampak pemandangan tepi hutan yang indah dan rumput yang hijau tumbuh subur membuat mereka gembira. Terlihat anak Sapi berlarian kesana kemari.
“Bu saya mau jalan ke tepi sungai”
“Boleh tapi jangan jauh-jauh ya!” jawab Ibu Sapi
“iya Bu . . !”
Sapi muda itu pun berjalan pergi ketepi sungai, ia melihat banyak hewan-hewan kecil di sekitar sungai. Hatinya senang saat melihat katak berloncatan kian kemari.
Tak terasa ia pun sudah jauh meninggalkan tempat kedua orang tuanya.
“Toolooong . . .!” tiba-tiba si Sapi muda mendengar suara merintih minta tolong. Aih, ternyata didepan sana ada seekor Buaya sedang tertindih batang pohon yang patah.
“Tolong, tolong lah aku . . .” rintih siBuaya dengan suara sangat memelas.
“Kau ini kenapa Buaya” tanya Sapi sambil mendekat
“Aduh Sapi yang baik, sudah dua hari aku tertindih kayu besar ini”
“Siapakah yang menindihmu dengan batang kayu besar ini Buaya” Tanya Sapi lagi.
“gara-gara gempa bumi dua hari yang lalau. dan sekarang tolong lah aku Sapi yang baik” Jawab si Buaya
“Ah, aku rasa aku tidak akan bisa menolong mu” Kata Sapi
“Lho, kenapa? kau pasti kuat mendorong kayu yang menindihku ini.”
“Kuat sih kuat Buaya, tapi. . . . .!!”
“Tapi kenapa Sapi?”
Anak Sapi itu teringat pesan-pesan dari ibunya bahwa bangsa Buaya tidak bisa dipercaya, mereka mempunyai sifat licik sekali dan suka makan daging hewan lainnya.
“Tidak Buaya, aku ingat pesan Ibuku dan aku tidak mau menolong mu Buaya” Kata Sapi.”Kalau kau ku tolong nanti jangan-jangan kau akan memangsaku Buaya. .”
“Jangan kuatir Sapi, aku tidak akan melukai mu.”
“Tidak Buaya . .! Aku tidak bisa mempercayaimu.”
“Oh, Sapi yang baik. Apakah kau tidak kasihan kepadaku, sudah dua hari aku tersiksa begini, tak bisa makan tak bisa minum, dan dada aku pun terasa sangat sesak Sapi” rayu si Buaya.
“Tapi kau binatang jahat Buaya”
“Oh Sapi yang baik, itu kan dulu. Dan setelah tertindih kayu begini sekarang aku sadar bahwa aku memerlukan hewan lain, maka sekarang ini aku sudah bertobat, tolonglah aku Sapi, huk..huk..huk. . .” Rayu Buaya sambil mengeluarkan air mata.
Sapi muda itu pun mulai terpengaruh oleh rayuan Buaya, dan lama-lama Sapi pun merasa kasihan juga terhadap Buaya.
“Baiklah Buaya, aku akan menolongmu, tapi kau harus janji Buaya, nanti setelah aku tolong kau jangan memakan atau mencelakakan aku Buaya”
“Iya aku janji Sapi, percayalah” jawab Buaya.
Lalu Sapi muda pun berusaha menolong Buaya dengan mendorong kayu sekuat tenaga, dan akhirnya plong! Buaya terlepas dari tindihan batang kayu. Tapi….astaga! begitu Buaya sudah bebas dan terlepas dari tindihan kayu Buaya itu langsung meloncat ke punggung Sapi dan menerkam punuk si Sapi.
“Aduuhh..!” pekik Sapi kesakitan. “kenapa kau menggigit punukku Buaya?”
“Lho, aku kan sudah minta tolong kepadamu Sapi, bahwa aku tertindih kayu selama dua hari, tidak makan dan tidak minum. Sekarang kau harus menolongku agar aku bebas dari rasa haus dan lapar.” kata si Buaya.
“Dengan memakan dagingku?” tukas Sapi.
“Betul Sapi, sekaligus meminum darahmu.”
“Dasar Buaya licik, tidak tahu balas budi!”
“Sudahlah Sapi muda yang bodoh!” sergah Buaya.”kau terima saja nasibmu.”
“Tidak Buaya, ini tidak adil” teriak Sapi.
“Lho, ini sudah hukum rimba Sapi, Siapa yang kuat dialah yang menang”
“Tidak Buaya, aku tidak bisa terima.” tukas Sapi.
“Kau bisa bertanya pada makhluk yang lain, boleh hewan ataupun benda apa saja, pasti mereka akan membenarkanku” Sahut Buaya.
“Ya, aku akan meminta keadilan pada yang lain” kata Sapi.
Datang pertolongan kancil ditunjuk sebagai hakim
Dan kebetulan saat itu ada tikar lapuk hanyut di sungai. Sapi menceritakan kejadian yang menimpanya dan meminta pendapat tikar lapuk. Apa jawabannya?
“Itu sudah benar, terimalah nasibmu. Aku juga mengalaminya, ketika aku masih dalam keadaan baru aku di pakai, jika aku kotor aku dibersihkan tapi setelah ku lapuk dan banyak yang bolong aku dibuang begitu saja kesungai” jawab Tikar lapuk.
“Nah, benarkan kataku Sapi” sahut Buaya.
“Tidak, nah itu ada keranjang hanyut.” protes Sapi. Tapi ketika keranjang itu di tanya jawabannya persis seperti tikar
“ketika masih baru da masih utuh aku dipakai, kini setelah rusak aku dibuang begitu saja kesungai”
“Nah, benar’kan?” sahut Buaya.
Tiba-tiba ada seekor bebek betina tua berenang, Sapi dan Buaya pun meminta pendapat bebek.
“Kukira Buaya benar, sebab manusia juga kejam, ketika aku masih muda dan bisa bertelur aku dipelihara, sekarang ketika aku mau disembelih, untungnya aku bisa melarikan diri, jadi tirulah perbuatan manusia, mereka mau enaknya sendiri”
“Hohoho… kau mau mengadu kemana lagi Sapi.”
Saat itu kebetulan kancil lewat didepan Buaya dan Sapi. Kali ini Buaya yang meminta pendapat kancil. Buaya juga yakin kalau kancil juga akan membenarkan pendiriannya.
“Kalau aku diminta menjadi hakim, aku harus tahu awal kejadiannya.” kata kancil.”Apakah kalian keberatan jika mengulang awal kejadian yang kalian alamai?”
“Tidak! aku tidak keberatan.” sahut Buaya.
Maka dilakukanlah pengulangan itu. Buaya kembali ketempatnya semula dan Sapi mengembalikan kayu yang semula menindih Buaya kepunggung Buaya.
“Benarkah kejadiannya seperti ini?” tanya kancil
“Benar!” jawab Sapi dan Buaya bersamaan
“lalu Buaya memanggilku agar aku mau menolongnya” sahut Sapi
Kancil mendekati Sapi dan berbisik kepada Sapi “Ayo Sapi kita tinggalkan saja Buaya jahat ini. Tidak usah kau tolong”
Sapi baru sadar inilah kesempatan baginya lolos dari bahaya maut. Tanpa basa basi lagi Sapi mengikuti arah lari kancil yang sudah meloncat lri lebih dulu.
“Hei….. tunggu…. ! Jangan pergi dulu…. !” teriak Buaya. Tapi Sapi dan kancil tidak menghiraukannya.
Hikmah Cerita Fabel – Kancil Hakim Yang Cerdik
Adik-adik yang baik dari cerita pendek tadi kita bisa ambil hikmahnya. Bahwa mempunyai sifat yang Rakus dan tidak tahu balas budi akibatnya bisa celaka.
Nah adik-adik yang baik sekian cerita kancil yang cerdik dari kakak, baca lagi yuk, cerita-cerita kancil lainnya.