100 Tahun Setelah Aku Mati ( Bagian 19 Kunjungan Teman Lama )



Hari itu adalah minggu pagi, hari ini saya harus sendirrian dirumah, Risa tidak bisa menemaniku kali ini karena dia ada acara keluarga dengan Ayahnya..
saya membuka kulkas.. “ahh cuma ada telor sama tempe” gumamku, bosan rasanya makan menu yang itu2 saja, pikiran itu segera saya hilangkan dan berganti dengan kalimat “Allhamdulillah”.. saya harusnya bersyukur dengan apa yang bisa saya makan hari ini..
saya memasak telur dan tempe itu, dan memakanya di teras belakang yang menghadap taman kecil dibelakang rumah..
selesai makan saya cuma termenung, menatap pohon mangga yang tertiup angin, saya sedang memikirkan beberapa hal..
hemmm, saya merogoh dompet d celana jeansku, “duit tinggal segini, besok harus segera dapet kerjaan, ayoo zal sekarang gak boleh males” gumamku sambil memukul2 pelan kepalaku.
ting tong….. suara bel pintu berbunyi
ada tamu sepertinya, saya bergegas menuju depan,
saya :”iya sebentar” kataku sambil berlari kecil menuju pintu depan..



tampak didepan rumah seorang perempuan dewasa dengan blus biru dan rok ketat menunggu didepan pintu..
saya :”iya mbak ada yang bisa dibantu?”
mbak2 :”iya mas, maaf mengganggu minggu paginya, apa benar ini rumah Bp.Hartono?”
Saya :”iya betul mbak, silahkan masuk dulu mbak” saya mempersilahkan wanita itu masuk dan duduk di ruang tamu..
saya : “gimana mbak?, ada perlu apa?”
saya mulai kawatir jangan2 mbak2 ini dept kolektor..
mbak2 :”iya begini mas, maaf sebelumnya, mas ini namanya siapa?, dan hubunganya apa dengan bapak hartono,
Saya :”ohh iya mbak, nama saya rizal, saya anaknya almarhum pak hartono.
mbak2 :”nama saya Tini mas, dan saya dari agen asuransi, dan saya ada sedikit pemberitahuan untuk mas untuk mengisi beberapa data, karena mas adalah ahli waris dari Bp.hartono.”
degggg… apa2an apa saya mewarisi hutangnya bapak?, batin saya, saya memang belum paham dengan hal2 seperti ini, setelah kepergian bapak memang yang menguruskan beberapa dokumen adalah om bowo jadi saya kurang pahamm..
Saya :”ohh, ya mbak, bisa tolong dijelaskan dulu?, saya kurang faham”
mbak tini tersenyum dan melanjutkan bicara
mbak2 :” begini mas, saya mohon kesediaanya untuk mengisi beberapa data diri mas, kemarin saudara mas, Bapak Bowo mengajukan klaim ke kami, dan asuransi dari bp.hartono dapat dicairkan kepada mas yang selaku ahli waris, “
mbak tini menyerahkan sebuah form kertas, dan sebuah surat bermatrai, saya membacanya dengan teliti, dan saya tertegun dengan nominal yang tertulis di surat itu.
“500 juta” saya cuma melongo, bahkan bapak sampai berfikir sejauh itu, bahkan setelah kematianya bapak memberiku warisan yang sangat banyak, saya masih tertegunn..
“mas, mohon diisi terlebih dahulu ya” kata mbak tini yang mengaggetkanku.
“ehh iya mbakk” saya mengisi form itu dengan hati2 sekali.
saya : “sudah mbak, ada lagi?”
Mbak2 :”cukup mas, dan untuk pencairanya minimal mas harus berumur 18 tahun, sekarang umur mas berapa?”
saya :”saya baru 16 mbak”
mbak2 :”oh ya, jadi mas bisa mengambil klaim asuransinya saat mas umurnya sudah 18 tahun ya, begitu saja mas. ada yang mau ditanyakan?”
saya :”cukup mbak, trimakasih”
mbak2 :”baik mas, kalau ada yang mau ditanyakan ini kartu nama saya” ujarnya sambil menyerahkan kartunamanya
.
.
setelah mbak dari asuransi itu pergi saya masih tertegun didepan pintu, uang 500 juta, untuk seorang remaja macam saya, hemmm kira2 apa yang bisa kubeli dengan uang sebanyak itu besok..
“enggak2, aku gak boleh mikir itu, uang ini dibayar nyawa oleh bapak, bapak bahkan sampai mengasuransikan nyawanya, aku harus tetep nabung, aku harus tetep kerja” saya bergumam sambil menampar2 pipi saya..
saya kembali kedalam rumah, dan menelfon om bowo untuk mengucapkan terimakasih kepada beliau.
“ya le, itu hakmu.. dan ingat uang itu untuk kelancaran studimu dan hidupmu besok, om juga belom lama tau pas liat dokumen2 bapakmu kemari, ingat kamu jaga diri jangan jadi liar karna kamu sekarang hidup sendiri” kata om menasihatiku lewat telfon..
saya mencukupkan pembicaraan dengan om bowo dan duduk didepan televisi.
“bapak, trimakasih pak” gumamku pelan,,,,
.
.
tak terasa saya tertidur di sofa, dan saat saya bangun jam sudah menunjukan pukul 5 sore, saya buru2 melaksanakan shalat azhar, dan dilanjutkan membersihkan taman belakang dari rumput liar…
“huaaaa, kelar jugaak” saya bicara sendiri sambil mengusap keringatku..
“sekarang kamu sudah lebih baik zal” ada suara dari arah yang berlawanan dariku, suara yang sangat kukenal..
“Sarii” dan saya menoleh, betul itu sariii…
Saya :” sari ???, kamu kesini??”
saya memandang sari, beberapa hari setelah kepergian bapak, sari datang menemuiku, sekarang dia menemuiku lagi, masih sama seperti dulu, dia berujud anak kecil dan semakin mendekatiku dia semakin membesar seolah seumuran denganku, dan wajah dan posturnya sangat mirip dengan risa…
kemunculan sari juga ditandai dengan harum bunga melati yang semerbak, mungkin kalau ini dialami orang lain mereka akan langsung lari ketakutan melihat sari, tapi tidak bagiku, saya seperti mendapat kunjungan teman lama..
Sari :”yaaa, kebetulan aja zal, aku ingin melihat keadaanmu, tampaknya kamu baik2 saja, kamu benar2 tabah”
Saya :”bukankah ini yang kamu inginkan? 😊 ” sautku sambil tersenyumm..
Sari :”rumah lamamu kini sudah ditinggali penghuni baru zal”
saya :”ohh ya??, bagus dong.. mereka sudah gak ganggu lagi kan?” tanyaku menyelidik
sari :”semenjak kamu terakhir datang, kamu ngasih amalan pelindung negatif kan? bangsaku yang suka ganggu gak akan mendekati mereka 😊 “
saya hanya mengangguk..
Saya dan sari hanya membicarakan hal2 yang ringan tentang kehidupanku, padahal sebenarnya itu sama sekali gak perlu karena sari pasti juga tau tentang semua yang terjadi padaku.
tapi saya senang, seorang teman dari masa lalu, seorang teman yang menemaniku dalam ketakutan, seorang teman yang bahkan sudah puluhan tahun yang lalu mati…
sari :”zal,,”
Saya :”iya kenapa ri?”
Sari :”terimakasih ya”
saya :”gak kebalik? harusnya aku yang makasih sama kamu kan?”
sari :”aku juga harus berterimakasih zal, beberapa tahun hidup denganmu kamu memngobati dendamku, kamu bisa membuat aku ikhlas dengan kematian dari setengah diriku dulu, aku senang, dan kamu tau zal, sebentar lagi mungkin aku akan kembali kealamku, menyusul setengah diriku.. hanya tinggal beberapa hal yang membuatku masih gentayangan dan penasara, bisakah kamu membantuku?.” tanya sari dengan suara yang sayu…
Saya :”apa itu sari?, jika memang ini untukmu akan kulakukan” ucapku dengan yakin..
Sari :”yang pertama, apakah aku bisa mempercayaimu?”
Saya :”maksudmu apa ? jangan berbelit belit”
Sari :”yaaahhh, kamu digariskan untuk hidup yang gak mudah zal, dan selama kamu hidup hantaman2 itu akan terus ada, apakah aku bisa mempercayaimu?, ya mempercayai kamu akan kuat dan sanggup bertahan agar tidak jatuh terlalu dalam? bisakah? aku cuma ingin kamu tidak berakhir seperti aku”
Saya :”bukankah kamu bisa lihat sendiri?, sekarang aku masih hidup dengan sehat disini, walaupun ingatan masa lalu itu masih menghantui, ditambah kepergian orangtuaku dan masa depanku yang belum jelas, tapi sari, kamu bisa percaya denganku, gak akan semudah itu buat aku menyerah, sekarang aku punya banyak hal yang kusayangi dan tidak akan aku biarkan diriku kalah sama keadaan” jawabku dengan suara yang sangat yakin..
sari hanya tersenyum..
Sari :”ya artinya memang kamu semakin matang zal ” 😊”
Saya :”dan yang selanjutnya apa sari?, katamu ada beberapa hal yang masih menghalangimu kembali kealamu?”
sari hanya terdiamm.. dia berdiri dari tempat dimana kami duduk,
sekarang dia melayang sejengkal dari permukaan tanah, dia melayang menjauh dariku beberapa meter dia tampak mengecil dan kembali ke wujud anak kecilnya..
“Sari!!!” saya memanggilnya dengan suara yang keras
Sari membalikan tubuhnya dengan tetap melayang dan menatap kearahku.. kali iini dia menunjukan wujud yang menyeramkan, dengan warna kulit pucat dan membiru dan berair, sari beru pertama kali ini menunjukanya padaku, ada apa denganya??
Sari :”zal, inilah wujudku yang terakhir atau keadaanku saat mati, menyeramkan ya?” ujarnya dengan senyuman yang menurutku bisa membuat orang dewasa lari terbirit2.
Saya :”aku pun sudah tau, aku cuma bingung, ada apa denganmu??”
Sari :”zal, kamu berjanji mau membantuku?”
Saya :”aku janji membantumu, seperti kamu yg berjanji menjadi temanku selamanya”
Sari memutar tubuhnya 360 derajat dan kembali dengan wujud yang lebihh enak dilihat, dan dengan senyum yang tidak menyeramkan.
sari :”maka bantulah aku zal, dengan hal terakhir yang masih membuatku gentayangan, sekarang aku sudah ikhlas dengan kematianku, aku ingin kembali tapi belum bisa, ada satu hal yang masih menghalangiku”
Saya :”apa itu sari? ” jawabku sambil berjalan mendekatinya
Sari hanya menggeleng pelan,
“bukan sekarang zal, mugkin beberapa tahun lagi, dan jika kamu benar2 ingin membantuku, tolong cari tau sendiri”
sari berbalik dan melayang menembus tembok belakan rumah
“Sariii !!!!!!!” percuma, teriakanku percuma dia sudah pergi,,
hari itu saya bingung, ada apa dengan temanku ini.. dia tampak menderita…
saya masih tertegun dengan pertemuan barusan, sari benar2 misterius, saya belum paham betul dengan maksudnya “beberapa tahun lagi??” entah lah mungkin artinya Sari memintaku untuk bersabar dan mencari tau apa yang dia maksud..
.
.
saya kembali kedalam rumah dan menjalankan shalat maghrib..
saya membiasakan diri untuk tardaruz dari setelah maghrib sampai menjelang isya, dan dilanjukan shalat isya..
setelah selesai ibadah saya kembali ke meja belajar, membaca beberapa buku untuk pelajaran besok, sambil sesekali membolak balik koran pagi tadi untuk mencari lowongan kerja paruh waktu..
sekitar pukul 8, hpku berbunyi nyaring..
“Risa” gumamku, kenapa ni tiba2 telpon, dari tadi juga gak sms..
Saya :”hallooo risss, kenapa?”
degggggggggg…… yang terdengar bukan suara risa, tapi suara seorang laki-laki dengan suara bising , seperti berada di keramaian pinggir jalan…
“halo mas, apa mas keluarga mbak dg kendaraan AB 67xxx x?, mbak dengan identitas Risa Putri Ayuningtyas, kecelakaan di jalan solo, dan sekarang lagi dibawa menuju RS.Sardjito”
jantungku seakan berhenti berdetak,
“halooo…. halooooo mas” suara orang yang entah siapa itu kuhiraukan, rasa takut akan kehilangan itu kembali muncul… peluh mulai membasahi wajahku dengan cepat, saya berusaha mengangkat telfon dengan tangan yang sepertinya ikut lemas..
“sa…saya akan segera menuju kesana, tolong hubungi bapak hamzah beliau tugas di polsek XXXXX, beliau orangtuanya” saya menutup telepon, dengan sekuat tenaga saya berlari menuju garasi, saya membuka gerbang dengan terburu2, rasa khawatir dan takut itu benar2 membuatku kalap, terbesit tentang bayangan ibu yang meninggal dalam kecelakaan, saya tidak henti2nya berdoa, berdoa agar risa selamat dan baik2 saja…
“kunci… kunci mana?” saya malah kebingungan mencari kunci,
“ahh ketemu, “saya berusaha menyalakan mesin motor tua itu
“Brengsek!!!” umpatku dengan marah, motor tua ini tidak bisa diajak kerjasama, saya melihat kunci mobil di dasbor mobil dengan kaca jendela yang terbuka,
“saya menyautknya, “bissmillah” gumamku, saya sudah beberapa kali menyetir mobil milik almarhum bapak, tapi hanya sampai sekelling kompleks, saya memberanikan diri, saya keluarkan mobil itu dan menutup semua pintu..
nekat, ya saya nekat, baru kali ini saya menyetir mobil tanpa didampingi orang lain, dan kali ini jaraknya jauh,, saya pacu mobil jenis Hyundai milik bapak secepat yang saya bisa, saya seperti sudah tidak peduli lagi dengan keselamatanku sendiri, satu2nya yang kupedulikan adalah keadaan risa, pikiran buruk itu tidak juga hilang dari otaku… apa jadinya saya tanpa risa, dia satu2nya orang yang mengenalku… dia satu2nya orang yang peduli padaku selain keluargaku sendiri..
“Semoga kamu tidak apa2 ris” tak terasa air mata keluar, saya sangat trauma dengan hal seperti ini,
saya sampai di rumahsakit itu, saya kebingungan untuk parkir..”ahhh masa bodo” teriaku didalam mobil, saya keluar tanpa mencabut kuncinya, saya memarkirkan mobil sembarangan, saya sempat ditegur satpam dengan galak “pak! ini darurat! saya belum bisa parkir, saya minta tolong” ujarku dengan suara seperti membentak satpa itu, saya tidak menunggu kata2 dari satpam itu, saya tidak peduliii.. saya berlari menuju ruang ugd, “mbakkk,, mbakkk, tolong tunjukan ruangan korban kecelakaan bernama Risa yang baru kecelakaan di jalan solo, cepat mba” kataku dengan nada suara tinggi..
Saya diminta mengikutinya, dan tibalah saya disebuah ruangan bertirai, tirai itu dibuka dannn …….
Hati saya seperti dilubangi lagi, lubang pertama dibuat oleh ibuku, dan lubang kedua dibuat oleh bapaku, dan kali ini Risa?? apakah kamu akan membuat lubang ketiga dihatiku? tolong bangun dan bicaralah kalau kamu baik-baik saja …


Sumber Kaskus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sosial Media Terbaik
Platform Pengiriman Pesan Instan
Platform Sosial Media

Follow Me
Profil Fafa Media di Instagram
Profil Fafa Media di Instagram