Abu Nawas lolos dari maut karena cerdik.
Abu Nawas memang terkenal cerdas dan cerdik dalam menghadapi suatu persoalan.
Begitu pula saat dirinya terhindar dari kekejaman seorang Raja yang telah banyak membunuh para ulama.
Kisah Abu Nawas selanjutnya adalah sebagai berikut:
Pada suatu masa, raja yang memimpin wilayah tempat Abu Nawas tinggal telah terjadi peperangan.
Dengan kemenangan perang tersebut berarti Raja telah memperluas wilayah kekuasaannya.
Walaupun sudah banyak wilayah yang ditundukkan, namun Raja juga ingin menghabisi setiap nyawa para ulama dan kaum cendikiawan yang ada di wilayah barunya.
Ulama Diundang ke Istana.
Raja mengundang para ulama untuk datang ke istananya tanpa terkecuali kemudian dikumpulkan ke aula kerajaan.
Para ulama kebingungan ada apa sebenarnya mereka kok dikumpulkan.
Tak lama kemudian, Raja muncul dengan mengenakan jubah lengkap dengan membawa sebilah pedang panjang di tangan kanannya.
Raja kemudian melontarkan pertanyaan satu persatu kepada para ulama.
“Jawablah, apakah aku adil ataukah lalim?”
“Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan aku gantung, sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan aku penggal,” ujar Raja dengan bengis.
Para ulama yang hadir tak bisa menghindari tkadir yang telah digariskan.
Dengan pilihan yang diberikan oleh Raja, mereka meninggal dunia satu persatu di tangan Raja yang kejam.
Semua ulama tak memiliki pilihan yang lebih baik, begitu pula dengan jawaban para ulama yang pasrah oleh pilihan yang diberikan Raja.
Mereka tak bisa berbuat banyak.
Pertemuan Abu Nawas dan Raja Kali Pertama.
Setelah banyak korban yang berjatuhan, kini tibalah Abu Nawas yang diundang oleh Raja untuk hadir ke istananya.
Ini adalah perjumpaan resmi ABu Nawas yang pertama kalinya dengan sang Raja.
Namun, sebelum mendatangi istana, rupanya Abu Nawas sudah mendengar kabar tentang kekejaman Raja terhadap para ulama.
Tepat di aula ditengah-tengah istana, Raja yang sudah menanti kedatangan Abu Nawas kembali melontarkan pertanyaan yang sama.
“Jawablah, apakah aku adil ataukah lalim?”
“Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan aku gantung, sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan aku penggal,” ujar Raja.
Abu Nawas mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir sejenak.
Tak berapa lama kemudian, dengan kecerdikannya selama ini, Abu Nawas pun menjawab pertanyaan Raja.
“Sesungguhnya, kami para penduduk di sini, yang merupakan orang-orang yang lalim dan abai.
Sedangkan Anda adalah pedang keadilan yang diturunkan Allah yang Maha Adil kepada kami,” jawab Abu Nawas.
Setelah berfikir sejenak, Raja pun mengakui kecerdikan Abu Nawas.
Raja pun akhirnya membebaskan Abu Nawas, begitu pula para ulama lain.
Itulah sebuah kisah dan dongeng Abu Nawas kali ini.