BIOGRAFI DANARTO

Danarto
image Firdaus

Danarto lahir di Sragen Jawa Tengah, 27 Juni 1940. Anak ke empat dari lima bersaudara. Ayah berprofesi mandor pabrik tebu di Sragen. Jakio Harjodinomo dan ibu Siti Aminah. Danarto tidak mengalami masa-masa sulit dalam menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi karena di samping ayahnya yang bekerja sebagai mandor, ibunya membantu jualan batik. 

Salah satu sastrawan Indonesia yang suka memakai kemeja putih ini meninggalkan kota kelahirannya menuju Yogyakarta untuk menempuh pendidikan di ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) dan fokus pada seni lukis. Tahun 1959-1964 dia bergabung dengan Sanggar Bambu Yogyakarta, sering kali ambil bagian dalam pegelaran drama yang diadakan Rendra dan Arifin C. Noor, walaupun hanya sebagai rias dekorasi.

1969, Danarto meninggalkan Yogyakarta dan pindah menuju Jakarta. Dia bergaul di kawasan Taman Ismail Marzuki. Sebelum akhirnya menjadi tenaga pengajar di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) tahun 1973, Danarto bekerja sebagai tukang poster.

Tahun 1974 kumpulan cerpennya berjudul Godlob terbit, yang sebelumnya sudah pernah dimuat di majalah Horison tahun 1968. Menyusul antologi cerpen ke dua yang berjudul Adam Makrifat. Tahun 1982 Mendapat penghargaan sebagai cerpen terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta. Menjelang beberapa bulan kemudian kembali mendpat posisi sebagai antologi cerpen terbaik dari Yayasan Buku Utama. Masih dari Yayasan Buku Utama mempercayakan sebagai antologi cerpen terbaik di tahun 1987, dengan judul cerpen Berhala. Selanjutnya, 1996 Danarto mencetak Gergasi, 1999 sebuah novel berjudul Asmaraloka, tahun 2000 Setangkai Melati di Sayap Jibril. Karya terbarunya terbit pertengahan tahun 2008 berjudul Kacapiring.

Tahun 1982 Danarto mendapat Ahmad Bakrie Award dalam bidang Kesusasteraan. Di tahun 1979 -1985 dia bekerja di majalah Zaman, kemudian tahun 1976 mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Selanjutnya, tahun 1983 menghadiri Festifal Penyair Internasional di Rotterdam Belanda. 1974, bergabungnya dengan Teater Sardono berhasil mengantarnya ke Eropa barat dan Asia.

Danarto dikenal sebagai sastrawan yang Realis Magis, tapi ada sedikit ketidak cocokan dengan mengatakan demikian karena perbedaan pada karyanya yang berjudul Adam Makfirat. Aliran Realis Magis tersebut diberikan oleh Akmal Nassery dari Tempo, dengan dasar penilaian dari cerpen Kacapiring. Namun berbeda dengan dengan Umar Kayam tidak menganggap Danarto sebagai sastrawan realis maupun surelis, melainkan berada diperantaranya. Entah sebagai surelis maupun realis. Karya-karya Danarto memiliki cirri khas yang berbau spiritualitas.

Kaya akan prestasi, dan pengalaman hidup baik dalam negeri dan luar negeri. Namun kisah asmaranya kandas dengan Siti Zainab Luxfiati, seorang psikolog, setelah merajut rumah tangga kurang lebih 15 tahun lamanya.

Karya

• Godlob, kumpulan cerpen, 1975
• Adam Ma’rifat, kumpulan cerpen, 1982?
• Orang Jawa Naik Haji, catatan perjalanan ibadah haji, 1983
• Berhala: Kumpulan Cerita Pendek, 1987
• Setangkai Melati di Sayap Jibril, kumpulan cerpen, 2000
• Kacapiring, 2008

Terima kasih sudah membaca. Semoga menginspirasi. Baca juga biografi Tere Liye

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sosial Media Terbaik
Platform Pengiriman Pesan Instan
Platform Sosial Media

Follow Me
Profil Fafa Media di Instagram
Profil Fafa Media di Instagram