Pernahkah teman-teman pakai skincare yang cocok banget di kulit namun saat repurchase skincare itu gak ngaruh atau bahkan tidak cocok lagi dan membuat jadi iritasi? Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan kondisi kulit, reformulasi produk, atau perubahan gaya hidup dan lingkungan. Mari kita bahas beberapa alasan utama mengapa skincare yang pernah cocok mungkin tidak lagi sesuai dengan kebutuhan kulit.
Perubahan Kondisi Kulit
Salah satu alasan paling umum mengapa skincare tidak lagi efektif adalah perubahan pada kondisi kulit. Perubahan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal, seperti:
- Skin aging: seiring bertambahnya usia, kulit mengalami perubahan signifikan. Produksi kolagen dan elastin menurun, menyebabkan kulit menjadi lebih kering dan kurang kenyal. Produk pelembab yang cukup di usia 20-an mungkin tidak lagi memadai ketika kita memasuki usia 30-an atau 40-an. Dalam situasi ini, produk dengan bahan aktif seperti retinol atau peptide mungkin diperlukan
- Perubahan Hormonal: hormon memiliki peran besar dalam kesehatan kulit. Saat mengalami pubertas, kehamilan, menopause, atau perubahan hormonal akibat penggunaan obat tertentu (misalnya kontrasepsi), kulit bisa menjadi lebih berminyak, lebih kering, atau lebih rentan terhadap jerawat. Jika jenis kulit berubah, produk yang digunakan sebelumnya mungkin tidak lagi dapat mengatasi masalah kulit saat ini
- Perubahan cuaca: kondisi lingkungan juga mempengaruhi kondisi kulit. Di cuaca dingin, misalnya, kulit cenderung lebih kering karena rendahnya kelembaban udara, sehingga pelembab yang lebih kaya mungkin dibutuhkan. Sebaliknya, di cuaca panas, pelembab yang lebih ringan berbahan dasar gel bisa lebih cocok
Reformulasi Produk
Alasan lain mengapa skincare mungkin tidak lagi bekerja efektif adalah reformulasi produk. Produsen produk kecantikan sering kali mengubah formulasi produk mereka untuk menyesuaikan dengan regulasi baru, meningkatkan kualitas produk, atau mengurangi biaya produksi dengan mengganti bahan-bahan tertentu.
Meski perubahan ini seringkali kecil, bahkan perubahan komposisi sedikit saja dapat memengaruhi cara produk bekerja pada kulit. Misalnya, jika produk yang sebelumnya mengandung bahan menenangkan seperti aloe vera, tetapi kemudian bahan tersebut diganti, produk tersebut mungkin tidak lagi memberikan efek hidrasi atau penenangan yang sama, sehingga bisa menyebabkan iritasi atau penurunan efektivitas.
Oleh karena itu, selalu penting untuk memeriksa daftar bahan pada produk, terutama jika merasakan perubahan dalam tekstur, aroma, atau kinerja produk.
Baca juga: 4 Macam Benda yang Boleh Dibawa dari Hotel
Penggunaan Berlebihan Bahan Aktif
Bahan aktif seperti retinoid, AHA/BHA dan vitamin C sangat efektif untuk memperbaiki kondisi kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan bahkan merusak skin barrier.
Misalnya jika kita terlalu sering menggunakan exfoliating acid, hal ini dapat menyebabkan kulit kehilangan minyak alami, sehingga skin barrier menjadi lemah dan kulit lebih mudah mengalami peradangan. Hasilnya, kulit bisa menjadi lebih kering, lebih sensitif, dan lebih mudah berjerawat. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan bahan aktif dengan hati-hati dan seimbang agar kesehatan kulit tetap terjaga.
Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
Perubahan lingkungan atau gaya hidup juga dapat membuat produk skincare tidak lagi efektif. Pindah ke lingkungan baru, misalnya dari daerah bercuaca panas ke daerah bercuaca dingin, dapat memengaruhi bagaimana kulit merespons produk skincare. Begitu pula dengan peningkatan polusi udara di kota-kota besar yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan iritasi, sehingga kulit membutuhkan produk dengan antioksidan lebih banyak.
Selain itu, pola makan dan tingkat stres juga memainkan peran besar dalam kesehatan kulit. Pola makan yang buruk, kurangnya hidrasi, atau stres tinggi dapat menyebabkan masalah kulit seperti jerawat, kulit kusam, atau peningkatan produksi minyak. Dalam kondisi ini, produk skincare mungkin tampak kurang efektif karena akar masalahnya berasal dari faktor internal.
Produk Kadaluarsa
Perhatikan tanggal kadaluarsa dan PAO (period after opening), ambil yang tercepat. Menggunakan produk yang telah kadaluarsa atau lewat PAO dapat menyebabkan iritasi atau penurunan efektivitas. Bahan aktif, seperti vitamin C atau retinol, akan mengalami degradasi seiring waktu, sehingga produk menjadi kurang efektif. Selain itu, penggunaan produk yang sudah kadaluarsa dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri yang dapat membahayakan kesehatan kulit. Pastikan untuk selalu memeriksa tanggal kadaluarsa produk dan menyimpannya dengan benar.
Baca juga: 8 Hal yang Harus Dilakukan Keluarga Pasca Pemakaman
Hubungan antara kulit dan produk skincare adalah hal yang dinamis, perubahan dari waktu ke waktu tidak dapat dihindari. Perubahan pada kondisi kulit, reformulasi produk, atau pergeseran lingkungan dan gaya hidup dapat menyebabkan produk yang dulu efektif kini tidak lagi bekerja sesuai harapan. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, kita dapat lebih mudah menyesuaikan rutinitas skincare dan menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya.
Apakah teman-teman pernah mengalami hal yang sama? Yuk share di kolom komentar.
This article is also provided in English on medium.com/@ceritaoryza